Minggu, 09 Maret 2014

Losari Beach is Epic

Makassar menyambut kedatanganku dengan guyuran hujan yang lumayan deres, hal tersebut tepat terjadi  setelah perjalanan 2 jam diatas udara, 2 jam pula tanpa toilet, 2 jam pula ngeliatin awan dilangit, 2 jam pula curi-curi pandang ke pramugari, 2 jam pula ngeliatin pramugara sambil bilang didalam hati “kamu nggak lebih ganteng dari aku, aku lebih ganteng dari kamu”, 2 jam pula penasaran dan bertanya pada diri sendiri “apakah kalo pilotnya kebelet pipis pesawatnya ditinggal begitu saja?”

Makassar ternyata gak jauh beda dengan Surabaya, dengan suhu yang lumayan dingin dan cenderung panas membuat Makassar menjadi kota yang mudah diingat, diingat akan sumuknya, yang bikin keringet keluar terus tanpa henti, saking paranoidnya kehabisan keringet, aku takut kalo nanti badanku mengeluarkan santen bukan lagi keringet.

Setelah sampai di bandara, kami dijemput bus travel dan langsung menuju tempat singgah kami, yaitu di hotel Losari, yaitu hotel yang berlokasi tepat didepan bentangan pantai Lossari. Sayangnya kami tiba dimalamm hari, jadi rasa penasaran akan pantai Losari harus tertunda sampai besok pagi.

Malampun berganti pagi, rasa penasaran membuatku tak sabar pengen cepet-cepet liat matahari terbit di pantai Losari. Sayangnya, sampai depan pantai cuman meringis dan baru sadar kalo ternyata letak pantai Losari itu di barat, jadi gak mungkin matahari bakal muncul darisana, kecuali kiamat, dan aku gak bisa berharap hari itu kiamat, karena aku khawatir nanti yang ngasih makan Pou di hapeku siapa?.

Tapi meskipun begitu pantai Losari masih terlihat elok, walaupun tanpa matahari pagi keindahan pantai Losari masih tetap yang terkeren di Makassar, tertiup angin sepoi-sepoi pantai dan hangatnya kopi seolah membuatku berfikir kalau tuhan mengisyaratkanku untuk bersyukur pada pagi itu.
  Perfect morning (beautiful beach,coffee, and the traditional house of Bugis)


Sight for sore eyes (random messes bread)


Ternyata pantai Losari dikenal juga dengan pusat makanan laut dan camilan pisang Epe (pisang mentah yang dibakar, kemudian dibuat pipih, dan dicampur dengan air gula merah. Paling enak dimakan saat masih hangat. Paling enak lagi kalau dibayarin temen). 

Pesisir pantai Losari disebut-sebut sebagai warung terpanjang di dunia (karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang pantai yang panjangnya kurang lebih satu kilometer). itu  warung paling enak buat lomba marathon, jadi kalo laper langsung minggir beli camilan.
Even it was only several days, Makassar gives me everything that I can't get from other places

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Masih mending bro nahan pipis dua jam di pesawat pulak, rekor nahan pipis gw sepuluh jam di bis Do'a Ibu Ekonomi Via Puncak dari Pasar Rebo (Jakarta) Ke Jatinangor (Sumedang) sepulang dari Pulau Panggang (Kep. Seribu). Nice Epic Story, L.O.L

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha,,, kalo udah kebelet banget bawa plastiK kaka' trus klo udah pipis msukin tas :O

      Hapus