Minggu, 16 Maret 2014

Pemandian Sumbermaron

Sabtu pagi kali ini terasa lebih nganggur daripada sabtu sebelum-sebelumnya, kalo pada hari sabtu biasanya cuman tidur, jogging, dan lari ditempat didepan kosan, kali ini Akbar ngajakin untuk jalan-jalan. 

Ajakan tersebut sudah aku iyakan bahkan sebelum tau tujuanya, dan akhirnya kami searching tempat yang asik, deket, dan murah buat liburan, akhirnya kami menemukan tempat itu. 

Akbar : Namanya Sumbermaron bal
Iqbal : dimane tuh?
Akbar : Gondanglegi bal, dimana ya itu?
Iqbal : Yaudah jalan aja, nanti kalo kesasar pilih aja jalan yang bersinar.

Dan perjalanan kamipun dimulai, sensasi liburan yang sebenarnya lebih terasa karena kami memakai Vespa hitam milik Akbar. Dan sensasi was-was karena mogok semakin bertambah.
Saya, Akbar, dan Vespa Hitam

Perjalanan yang kami tempuh selama 1 jam penuh dengan lika-liku, 4 orang telah kami tanyai dan tak satupun dari mereka menjawab tirai 2, jadi kesimpulanya tak satupun dari mereka yang mendapat uang 2 milyar dari Super Deal.
Dan ternyata, Gondanglegi itu berlokasi di selatan kota Malang, lebih tepatnya arah ke Kepanjen dan Nggadang, setelah itu hanya ada jalan setapak mengarah ke pasar Gondanglegi dan mengikuti arah ke pantai Balekambang. Kalo Balekambang belok kiri, Sumbermaron masih lurus sampe nanti ada gang kiri jalan bertuliskan “Sumbermaron” setelah itu ikuti aja deh petunjuk-petunjuknya.

Perjalanan akhir menuju Sumbermaron lumayan asing, melewati kuburan dan perkampungan yang masih terbilang pelosok, banyak anjing dan tak jarang aku liat anak-anak kecil masih pada main tanpa menggunakan alas kaki, hal tersebut membawaku nostalgia pada taun 90an dimana alas kaki hanya berfungsi sebagai alat permainan boy-boyan (sandal di tata kemudian di lempar dengan sandal lain, barang siapa yg jaga bakal ngejar temen-temen yg lainya).

Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat bernama Sumbermaron, kenapa ya namanya Sumbermaron? yang pasti saya berharap warga sekitar tidak ada yang suka musik barat, karena bisa-bisa namanya nanti diganti jadi "Sumbermaroon Five"
Wajah kecapean karena keseringan main debus antar desa
Wajah Akbar yang kecapean karena nyetir Vespa
Air bening, ikan-ikan kecil, dan bebatuan mengkilat terkena cahaya pagi menyambutku di Sumbermaron, alis yang tadinya mengkerut karena kena polusi kendaraan kini berubah menjadi huruf n.
Beautiful little fish in Sumbermaroon
Ternyata, Sumbermaron itu tempat pemandian yang airnya berasal dari sumber di desa Karangsuko, aku yang gak sabar pengen segera nyebur, tanpa berfikir lama langsung aja sewa ban,dengan harapan mirip Baywatch Hawai, tapi yang ada malah mirip orang cari kerang.
Baywatch Sumbermaron, waktu nyewa ban ditanyain paknya "ndak sekalian sewa mtornya mas"
Tepat di sebelah kanan pemandian utama Sumbermaron terdapat pohon yang hidup dikelilingi air, ketika berdiri disitu seolah-olah diri ingin mengatakan "damn, I stranded''.

Cast away tree
MAN-U POSE (bacanya manopouse)
Sumbermaron membuatku lupa akan pentingnya harga diri, aku yang biasanya ketawa sambil mrem kini aku ketawa sambil melotot dan joget ala barongsai, aku yang biasanya pipis di toilet gara-gara Sumbermaron aku pipis di tempat. I love you Sumbermaroon :')

3 komentar: