Senin, 07 April 2014

Jangan Nonton The Raid 2

Film yang aku tunggu-tunggu sejak 2012 ahirnya tayang di bioskop.

Film yang aku tunggu sejak pertengahan semester sampai pada tahun 2014, dan aku masih tetep belum lulus.

Film yang berhasil membuat aku pengen mukulin tiap orang lewat.

Film yang berhasil membuat aku pengen jadi agen CIA, yang ujung-ujungnya cuman jadi agen Es-Batu.

Film yang berhasil membuat aku paranoid lewat lorong, karena takut dikeroyok orang timur.

Film yang menunjukkan kalo Film action Indonesia bisa bersaing dengan level Die Hard dan Expendables.

That’s it, THE RAID.

The Raid: Berandal, itulah judul sekuel kedua film yang diproduksi oleh merantau film ini. Masih bertemakan tentang dendam dan perebutan kekuasaan film ini berhasil menyebet rating diatas 5 di IMbd.com (international movie database), hal yang jarang terjadi untuk film produksi diluar Hollywood.

Saking penasaranya, aku gak bisa nahan, begitu film ini release pada ahir bulan maret aku langsung berangkat ke bioskop, sampai bioskop ternyata kehabisan tiket, tak menyerah begitu saja beberapa hari kemudian aku balik ke bioskop, kali ini aku ditemani oleh 2 teman seperjuangan yang masih belum lulus yang pengen liat the Raid2 dengan tujuan bisa membela diri kalo tiba-tiba dosen pembimbing skripsi nyerang di lorong parkiran fakultas, Fahmi dan Akbar.

Film The Raid2 baru aja mulai, kami bertiga duduk berjejer rapi seperti orang tua mempelai nikahan, film yang diawali dengan pembunuhan uda bikin makin penasaran. Dengan tokoh utama yang masih tetep diperankan oleh Iko Uwais. Adegan action di film tersebut terlihat seru dan real, Iko seolah-olah memang dilahirkan untuk kelahi lawan penjahat, cuman bedanya di film The Raid 2 ini dia potong gundul karena harus memerankan seorang napi.
Penampakan Iko Uwais Gundul Terlihat Lebih Keren
Adegan bunuh dan baku hantam kepala semakin bikin kami bertiga excited, dan heranya setelah ada adegan seperti itu, seluruh penonton bioskup bertepuk tangan, ini yang tarung orang woy bukan ayam. 

Klimaks dari filmpun tiba, ketika iko melawan si cecep (lawan yang menggunakan senjata kerambit) bertarung, pertarungan ahir ini semakin berdarah-darah dan gak ada habisnya, penonton cewek menutup mata berkali-kali menggunakan tangan, sedangkan penoton cowok tetep cari kesempatan sambil liat adegan sadis. sedangkan aku, Fahmi, dan Akbar saling pukul niruin adegan di film, mulai dari pukul-pukulan bo'ongan sampai ada yang ksikut beneran.
Film yang keren meninggalkan kesan yang keren juga, seluruh penonton di bioskop tepuk tangan kencang ketika film telah berahir, kami bertiga masih melongo, efek film The Raid2 mulai kerasa ketika turun dari tangga bioskop ke tempat parkir motor, kami bertiga saling tatap dan mulai pukul-pukulan gak jelas.

Film The Raid2 seolah mendoktrin dan merangsang otak kami untuk ngelakuin adegan gak jelas, ketika mau mandi ketemu Akbar tiba-tiba saling pukul dan niruin adegan The Raid2, ketemu Fahmi dikampus saling tatap dilanjut dengan niruin gaya Iko Uwais, diem-diem sendirian di lift kampus tiba-tiba niruin gaya Iko Uwais yang berasa kelahi lawan puluhan penjahat, dan semua berhenti dan pura-pura cool waktu ada orang lain yang mau naik lift.

sampai akhirnya efek film The Raid2 meracuni penampilan kami, Fahmi tiba-tiba ngajakin potong gundul biar mirip Iko Uwais, dan tanpa pikir panjang aku iyakan saja ajakan tuh anak...
Dan Jadilah Iko Uwais KW yg Sebenernya Lebih Mirip Upin Ipin




2 komentar: