Minggu, 13 November 2011

Akbar winisa putra

Well, he called himself Esa Marley

Wajah Akbar Marley yang Oke punya 

Akbar adalah temen sekamarku di kos-kosan Malang, Akbar lumayan ganteng sebenernya (kalau liatnya lagi ngantuk), pembawaanya bagus, pinter, namun sayangnya, dia agak nggak beres. Mungkin dia, sewaktu masih bayi sering jatoh dari pangkuan sang Mama.

Akbar memang agak nggak beres, tapi itu bukan berarti dia bertindak seperti idiot yang cengenges-cengenges deket kuburan, dan jogging pukul 2 pagi buat ngubek-ngubek got . Akbar agak nggak beres dalam hal pergaulan. Dia bahkan sering meremas pantat sejenis, meskipun tujuanya hanyalah sebagai candaan tapi kadang aku risih sendiri, dan dia ngelakuinya bukan hanya ke aku tapi hampir ke semua temen-temen kosan yang kenal baik ma dia. Sampai pada akhirnya aku mikir mungkin itu adalah ungkapan kesendirianya setelah di tinggal kekasih beberapa bulan lalu.

Selain agak nggak beres dia adalah tipikal cowok blak-blakan, bahkan dalam urusan yang absurd sekalipun sepertihalnya waktu jatuh cinta, dia selalu meracau dan menyebut nama cewek yang sedang dia kejar ketia dia mau tidur,mau pipis bahkan mau bab pun dia masih sempet menyebut nama si cewek. Dia cukup fair dalam mendiskripsikan wanita,contoh ketika kami nongkrong bareng dan ada cewek cantik lewat dia bakal bilang apa adanya tentang cewek tersebut sambil meracau ‘’cewek lewat lagi dong’’ , tapi, ketika ada cewek yang nggak cantik lewat dia bakal bilang ‘’ tuh cewek nantang kelahi kali’ ya??’’. Yang paling aku suka dari orang seperti akbar adalah ketika kita minta pendapat tentang sesuatu, dia akan jujur dengan apa yang dia lihat .

                                                             Si Pilot Vespa
Setidaknya nama itulah yang ia gunakan sebagai profil name di facebook, selain itu dia mengaku bahwasanya Vespa adalah Pacarnya sekarang, dan aku hanya berdoa ‘’semoga Vespa Akbar memang cewek’’, bisa dibilang dia cukup ulet dalam merawat barang-barangya, dia selalu mgebersihin dan service Vespanya sendiri dan memandikan kelincinya setiap pagi ‘’meskipun dia jarang mandi’’.

Berani berbeda, itulah prinsipnya sampai sekarang, sehingga dia tidak canggung untuk berdandan ala Bob Marley dan jadi Mahasiswa yang doyan touring  dengan Vespa kesayanganya. Suatu ketika dia pernah nawarin aku buat ikut touring dan aku meng iyakan ajakanya, sedangkan itu adalah  pertama kalinya aku ikutan touring Vespa dengan tujuan karena pengen tahu kehidupan orang vespa.

Sesampainya di tempat tujuan aku sempet terkejut dikarenakan banyak sekali orang yang sejenis dengan Akbar bahkan kebanyakan berambut gimbal dengan mengenakan baju compang-camping, seketika kusadari bahwasanya aku orang terapi dan tertampan  di tempat tersebut ‘’pembaca bisa bayangin, orang tertampan aja aku gimana yang lainya?, kalo seumpama salah satu pembaca (khususnya cwok) mau ikutan, mungkin bisa menjadi orang tertampan ke2 setelah aku’’.

Malam pun tiba dan itu adalah puncak acara touring Vespa kota Malang, pesta dimulai dengan makan-makan,  tak jelas apa yang aku makan pada saat itu, tapi makanan tersebut terasa nikmat karena aku kelaparan (bahkan kardus pun terasa gurih ketika aku lapar). Sedangkan untuk acara penutupan, anak-anak Vespa ndengerin musik raggae yang sama skali nggak aku ngerti sambil dance ala sakau, dan aku mencoba mengikuti tapi alhasil dance-ku kayak penguin kesetrum.

                                                 Si kacamata yang doyan ber-bisnis

Entah mulai kapan Akbar mulai tertarik dengan dunia bisnis, dia adalah contoh orang yang paling detail dalam hal bisnis, ketertarikanya pada dunia bisnis terbukti pada saat masih SMA, dia udah jualan pulsa,sampai akhirnya berhenti dikarenakan banyak yang ngutang .

Dia cukup digandrungi hal-hal yang berbau bisnis, Sempat terbayang dibenakku apakah suatu saat nanti Akbar akan mentato seluruh tubuhnya dengan jurnal pemasukan/pengeluaran?atau kurva-kurva bisnis? (yang pasti bukan tato kurva-kurva ninja).

Kecintaanya akan bisnis cukup bisa direalisasikan karena dia sekarang mahasiswa Bisnis di Universitas Brawijaya, dan dia membuktikan bahwasanya dia memang pantas di jurusan tersebut dengan IP yang cukup menggembirakan pada semester 1 dan 2.

Suatu ketika dia mengajak aku untuk berbisnis, dan makanan adalah sasaran yang cukup menarik dalam dunia bisnis ia bilang, apalagi mengingat Malang adalah kota yang selalu lapar. Akhirnya, Kami memulai bisnis kami dengan kripik singkong aneka rasa yang di ekspor langsung dari Sidoarjo, kami mendapat kripik tersebut dengan harga yang relatif murah, ambil contoh kami mendapatkanya dengan harga Rp 1300 dan aku memutuskan menjualnya dengan harga Rp 1500, tapi Akbar kurang setuju dengan harga tersebut dan dia bilang padaku :

‘’iqbal.. apa maksudmu menjual keripik dengan harga segitu?’’
‘’lho emang mau dijual brapa bar? tanyaku
‘’kamu itu kurang tau tentang management marketing’’ujar akbar sambil semangat berapi-api.
‘’lho emg kamu tau management marketing? Tanyaku
‘’aku juga nggak tau’’ jawab akbar.

Akhirnya Akbar memutuskan harga yang mencapai kesepakatan antara penjual dan pembeli, dan Rp2000 merupakan harga yang cukup sempurna untuk kripik kita, ujar Akbar.  Alhasil dengan harga tersebut kripik kami laku laris di pasaran. Dan sekali lagi aku bangga akan kepandaian akbar dalam hal berbisnis.
Tak ckup hanya berbisnis kripik saja,dia mengajakku untuk merambah bisnis-bisnis makanan yang lain dengan harapan lebih sukses lagi dan berkembang hari demi hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar