Sabtu pagi kali ini terasa lebih nganggur daripada sabtu
sebelum-sebelumnya, kalo pada hari sabtu biasanya cuman tidur, jogging, dan
lari ditempat didepan kosan, kali ini Akbar ngajakin untuk jalan-jalan.
Ajakan tersebut sudah aku iyakan bahkan sebelum tau
tujuanya, dan akhirnya kami searching tempat yang asik, deket, dan murah buat
liburan, akhirnya kami menemukan tempat itu.
Akbar : Namanya Sumbermaron bal
Iqbal : dimane tuh?
Akbar : Gondanglegi bal, dimana ya itu?
Iqbal : Yaudah jalan aja, nanti kalo kesasar pilih aja jalan
yang bersinar.
Dan perjalanan kamipun dimulai, sensasi liburan yang
sebenarnya lebih terasa karena kami memakai Vespa hitam milik Akbar. Dan
sensasi was-was karena mogok semakin bertambah.
Perjalanan yang kami tempuh selama 1 jam penuh dengan lika-liku, 4 orang telah kami tanyai dan tak satupun dari mereka menjawab tirai 2, jadi kesimpulanya tak satupun dari mereka yang mendapat uang 2 milyar dari Super Deal.
Saya, Akbar, dan Vespa Hitam |
Perjalanan yang kami tempuh selama 1 jam penuh dengan lika-liku, 4 orang telah kami tanyai dan tak satupun dari mereka menjawab tirai 2, jadi kesimpulanya tak satupun dari mereka yang mendapat uang 2 milyar dari Super Deal.
Dan ternyata, Gondanglegi itu berlokasi di selatan kota
Malang, lebih tepatnya arah ke Kepanjen dan Nggadang, setelah itu hanya ada
jalan setapak mengarah ke pasar Gondanglegi dan mengikuti arah ke pantai
Balekambang. Kalo Balekambang belok kiri, Sumbermaron masih lurus sampe nanti
ada gang kiri jalan bertuliskan “Sumbermaron” setelah itu ikuti aja deh
petunjuk-petunjuknya.
Perjalanan akhir menuju Sumbermaron lumayan asing, melewati kuburan dan perkampungan yang masih terbilang pelosok, banyak anjing dan tak jarang aku liat anak-anak kecil masih pada main tanpa menggunakan alas kaki, hal tersebut membawaku nostalgia pada taun 90an dimana alas kaki hanya berfungsi sebagai alat permainan boy-boyan (sandal di tata kemudian di lempar dengan sandal lain, barang siapa yg jaga bakal ngejar temen-temen yg lainya).
Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat bernama Sumbermaron, kenapa ya namanya Sumbermaron? yang pasti saya berharap warga sekitar tidak ada yang suka musik barat, karena bisa-bisa namanya nanti diganti jadi "Sumbermaroon Five"
Perjalanan akhir menuju Sumbermaron lumayan asing, melewati kuburan dan perkampungan yang masih terbilang pelosok, banyak anjing dan tak jarang aku liat anak-anak kecil masih pada main tanpa menggunakan alas kaki, hal tersebut membawaku nostalgia pada taun 90an dimana alas kaki hanya berfungsi sebagai alat permainan boy-boyan (sandal di tata kemudian di lempar dengan sandal lain, barang siapa yg jaga bakal ngejar temen-temen yg lainya).
Setelah 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat bernama Sumbermaron, kenapa ya namanya Sumbermaron? yang pasti saya berharap warga sekitar tidak ada yang suka musik barat, karena bisa-bisa namanya nanti diganti jadi "Sumbermaroon Five"
Wajah kecapean karena keseringan main debus antar desa |
Wajah Akbar yang kecapean karena nyetir Vespa |
Air bening, ikan-ikan kecil, dan bebatuan mengkilat terkena
cahaya pagi menyambutku di Sumbermaron, alis yang tadinya mengkerut karena kena
polusi kendaraan kini berubah menjadi huruf n.
Ternyata, Sumbermaron itu tempat pemandian yang airnya berasal dari sumber di desa Karangsuko, aku yang gak sabar pengen segera
nyebur, tanpa berfikir lama langsung aja sewa ban,dengan harapan mirip Baywatch Hawai, tapi yang ada malah mirip orang cari kerang.
Tepat di sebelah kanan pemandian utama Sumbermaron terdapat pohon yang hidup dikelilingi air, ketika berdiri disitu seolah-olah diri ingin mengatakan "damn, I stranded''.
Beautiful little fish in Sumbermaroon |
Baywatch Sumbermaron, waktu nyewa ban ditanyain paknya "ndak sekalian sewa mtornya mas" |
Cast away tree |
MAN-U POSE (bacanya manopouse) |
The next Trip is Trawas... How???
BalasHapusThe next Trip is Trawas... How???
BalasHapusBrangkat, ke kakek bodoh bar :O
BalasHapus