Makassar menyambut kedatanganku dengan guyuran hujan yang
lumayan deres, hal tersebut tepat terjadi
setelah perjalanan 2 jam diatas udara, 2 jam pula tanpa toilet, 2 jam
pula ngeliatin awan dilangit, 2 jam pula curi-curi pandang ke pramugari, 2 jam
pula ngeliatin pramugara sambil bilang didalam hati “kamu nggak lebih ganteng
dari aku, aku lebih ganteng dari kamu”, 2 jam pula penasaran dan bertanya pada
diri sendiri “apakah kalo pilotnya kebelet pipis pesawatnya ditinggal begitu
saja?”
Makassar ternyata gak jauh beda dengan Surabaya, dengan suhu
yang lumayan dingin dan cenderung panas membuat Makassar menjadi kota yang
mudah diingat, diingat akan sumuknya, yang bikin keringet keluar terus tanpa
henti, saking paranoidnya kehabisan keringet, aku takut kalo nanti badanku mengeluarkan
santen bukan lagi keringet.
Setelah sampai di bandara, kami dijemput bus travel dan
langsung menuju tempat singgah kami, yaitu di hotel Losari, yaitu hotel yang
berlokasi tepat didepan bentangan pantai Lossari. Sayangnya kami tiba dimalamm
hari, jadi rasa penasaran akan pantai Losari harus tertunda sampai besok pagi.
Malampun berganti pagi, rasa penasaran membuatku tak sabar
pengen cepet-cepet liat matahari terbit di pantai Losari. Sayangnya, sampai depan
pantai cuman meringis dan baru sadar kalo ternyata letak pantai Losari itu di
barat, jadi gak mungkin matahari bakal muncul darisana, kecuali kiamat, dan aku
gak bisa berharap hari itu kiamat, karena aku khawatir nanti yang ngasih makan
Pou di hapeku siapa?.
Tapi meskipun begitu pantai Losari masih terlihat elok,
walaupun tanpa matahari pagi keindahan pantai Losari masih tetap yang terkeren
di Makassar, tertiup angin sepoi-sepoi pantai dan hangatnya kopi seolah
membuatku berfikir kalau tuhan mengisyaratkanku untuk bersyukur pada pagi itu.
Perfect morning (beautiful beach,coffee, and the traditional house of Bugis) |
Sight for sore eyes (random messes bread) |
Ternyata pantai Losari dikenal juga dengan
pusat makanan laut dan camilan pisang Epe (pisang mentah yang dibakar, kemudian
dibuat pipih, dan dicampur dengan air gula merah. Paling enak dimakan saat
masih hangat. Paling enak lagi kalau dibayarin temen).
Pesisir pantai Losari disebut-sebut sebagai warung terpanjang di dunia (karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang pantai yang panjangnya kurang lebih satu kilometer). itu warung paling enak buat lomba marathon, jadi kalo laper langsung minggir beli camilan.
Pesisir pantai Losari disebut-sebut sebagai warung terpanjang di dunia (karena warung-warung tenda berjejer di sepanjang pantai yang panjangnya kurang lebih satu kilometer). itu warung paling enak buat lomba marathon, jadi kalo laper langsung minggir beli camilan.
Even it was only several days, Makassar gives me everything that I can't get from other places
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMasih mending bro nahan pipis dua jam di pesawat pulak, rekor nahan pipis gw sepuluh jam di bis Do'a Ibu Ekonomi Via Puncak dari Pasar Rebo (Jakarta) Ke Jatinangor (Sumedang) sepulang dari Pulau Panggang (Kep. Seribu). Nice Epic Story, L.O.L
BalasHapushaha,,, kalo udah kebelet banget bawa plastiK kaka' trus klo udah pipis msukin tas :O
Hapus