Well, he called himself Esa Marley |
Wajah Akbar Marley yang Oke punya
Akbar adalah temen sekamarku di kos-kosan Malang, Akbar lumayan
ganteng sebenernya (kalau liatnya lagi ngantuk), pembawaanya bagus,
pinter, namun sayangnya, dia agak nggak beres. Mungkin dia, sewaktu
masih bayi sering jatoh dari pangkuan sang Mama.
Akbar
memang agak nggak beres, tapi itu bukan berarti dia bertindak seperti
idiot yang cengenges-cengenges deket kuburan, dan jogging pukul 2 pagi
buat ngubek-ngubek got . Akbar agak nggak beres dalam hal pergaulan. Dia
bahkan sering meremas pantat sejenis, meskipun tujuanya hanyalah
sebagai candaan tapi kadang aku risih sendiri, dan dia ngelakuinya bukan
hanya ke aku tapi hampir ke semua temen-temen kosan yang kenal baik ma
dia. Sampai pada akhirnya aku mikir mungkin itu adalah ungkapan
kesendirianya setelah di tinggal kekasih beberapa bulan lalu.
Selain agak nggak beres dia adalah tipikal cowok blak-blakan, bahkan dalam urusan yang absurd
sekalipun sepertihalnya waktu jatuh cinta, dia selalu meracau dan
menyebut nama cewek yang sedang dia kejar ketia dia mau tidur,mau pipis
bahkan mau bab pun dia masih sempet menyebut nama si cewek. Dia cukup
fair dalam mendiskripsikan wanita,contoh ketika kami nongkrong bareng
dan ada cewek cantik lewat dia bakal bilang apa adanya tentang cewek
tersebut sambil meracau ‘’cewek lewat lagi dong’’ , tapi, ketika ada
cewek yang nggak cantik lewat dia bakal bilang ‘’ tuh cewek nantang
kelahi kali’ ya??’’. Yang paling aku suka dari orang seperti akbar
adalah ketika kita minta pendapat tentang sesuatu, dia akan jujur dengan
apa yang dia lihat .
Si Pilot Vespa
Setidaknya nama itulah yang ia gunakan sebagai profil name di facebook,
selain itu dia mengaku bahwasanya Vespa adalah Pacarnya sekarang, dan
aku hanya berdoa ‘’semoga Vespa Akbar memang cewek’’, bisa dibilang dia
cukup ulet dalam merawat barang-barangya, dia selalu mgebersihin dan service Vespanya sendiri dan memandikan kelincinya setiap pagi ‘’meskipun dia jarang mandi’’.
Berani berbeda, itulah prinsipnya sampai sekarang, sehingga dia tidak
canggung untuk berdandan ala Bob Marley dan jadi Mahasiswa yang doyan
touring dengan Vespa kesayanganya. Suatu ketika dia pernah nawarin aku
buat ikut touring dan aku meng iyakan ajakanya, sedangkan itu adalah
pertama kalinya aku ikutan touring Vespa dengan tujuan karena pengen
tahu kehidupan orang vespa.
Sesampainya di tempat tujuan
aku sempet terkejut dikarenakan banyak sekali orang yang sejenis dengan
Akbar bahkan kebanyakan berambut gimbal dengan mengenakan baju
compang-camping, seketika kusadari bahwasanya aku orang terapi dan
tertampan di tempat tersebut ‘’pembaca bisa bayangin, orang tertampan
aja aku gimana yang lainya?, kalo seumpama salah satu pembaca (khususnya
cwok) mau ikutan, mungkin bisa menjadi orang tertampan ke2 setelah
aku’’.
Malam pun tiba dan itu adalah puncak acara touring
Vespa kota Malang, pesta dimulai dengan makan-makan, tak jelas apa yang
aku makan pada saat itu, tapi makanan tersebut terasa nikmat karena aku
kelaparan (bahkan kardus pun terasa gurih ketika aku lapar). Sedangkan
untuk acara penutupan, anak-anak Vespa ndengerin musik raggae yang sama
skali nggak aku ngerti sambil dance ala sakau, dan aku mencoba mengikuti
tapi alhasil dance-ku kayak penguin kesetrum.
Si kacamata yang doyan ber-bisnis
Entah mulai kapan Akbar mulai tertarik dengan dunia bisnis, dia adalah
contoh orang yang paling detail dalam hal bisnis, ketertarikanya pada
dunia bisnis terbukti pada saat masih SMA, dia udah jualan pulsa,sampai
akhirnya berhenti dikarenakan banyak yang ngutang .
Dia cukup
digandrungi hal-hal yang berbau bisnis, Sempat terbayang dibenakku
apakah suatu saat nanti Akbar akan mentato seluruh tubuhnya dengan
jurnal pemasukan/pengeluaran?atau kurva-kurva bisnis? (yang pasti bukan
tato kurva-kurva ninja).
Kecintaanya akan bisnis cukup bisa
direalisasikan karena dia sekarang mahasiswa Bisnis di Universitas
Brawijaya, dan dia membuktikan bahwasanya dia memang pantas di jurusan
tersebut dengan IP yang cukup menggembirakan pada semester 1 dan 2.
Suatu ketika dia mengajak aku untuk berbisnis, dan makanan adalah
sasaran yang cukup menarik dalam dunia bisnis ia bilang, apalagi
mengingat Malang adalah kota yang selalu lapar. Akhirnya, Kami memulai
bisnis kami dengan kripik singkong aneka rasa yang di ekspor langsung
dari Sidoarjo, kami mendapat kripik tersebut dengan harga yang relatif
murah, ambil contoh kami mendapatkanya dengan harga Rp 1300 dan aku
memutuskan menjualnya dengan harga Rp 1500, tapi Akbar kurang setuju
dengan harga tersebut dan dia bilang padaku :
‘’iqbal.. apa maksudmu menjual keripik dengan harga segitu?’’
‘’lho emang mau dijual brapa bar? tanyaku
‘’kamu itu kurang tau tentang management marketing’’ujar akbar sambil semangat berapi-api.
‘’lho emg kamu tau management marketing? Tanyaku
‘’aku juga nggak tau’’ jawab akbar.
Akhirnya Akbar memutuskan harga yang mencapai kesepakatan antara
penjual dan pembeli, dan Rp2000 merupakan harga yang cukup sempurna
untuk kripik kita, ujar Akbar. Alhasil dengan harga tersebut kripik
kami laku laris di pasaran. Dan sekali lagi aku bangga akan kepandaian
akbar dalam hal berbisnis.
Tak ckup hanya berbisnis kripik
saja,dia mengajakku untuk merambah bisnis-bisnis makanan yang lain
dengan harapan lebih sukses lagi dan berkembang hari demi hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar