Film yang aku tunggu-tunggu sejak 2012 ahirnya tayang di
bioskop.
Film yang aku tunggu sejak pertengahan semester sampai pada
tahun 2014, dan aku masih tetep belum lulus.
Film yang berhasil membuat aku pengen mukulin tiap orang lewat.
Film yang berhasil membuat aku pengen jadi agen CIA, yang
ujung-ujungnya cuman jadi agen Es-Batu.
Film yang berhasil membuat aku paranoid lewat lorong, karena
takut dikeroyok orang timur.
Film yang menunjukkan kalo Film action Indonesia bisa bersaing
dengan level Die Hard dan Expendables.
That’s it, THE RAID.
The Raid: Berandal, itulah judul sekuel kedua film yang
diproduksi oleh merantau film ini. Masih bertemakan tentang dendam dan
perebutan kekuasaan film ini berhasil menyebet rating diatas 5 di IMbd.com
(international movie database), hal yang jarang terjadi untuk film produksi diluar Hollywood.
Saking penasaranya, aku gak bisa nahan, begitu film ini
release pada ahir bulan maret aku langsung berangkat ke bioskop, sampai bioskop
ternyata kehabisan tiket, tak menyerah begitu saja beberapa hari kemudian aku
balik ke bioskop, kali ini aku ditemani oleh 2 teman seperjuangan yang masih
belum lulus yang pengen liat the Raid2 dengan tujuan bisa membela diri kalo
tiba-tiba dosen pembimbing skripsi nyerang di lorong parkiran fakultas, Fahmi
dan Akbar.
Film The Raid2 baru aja mulai, kami bertiga duduk berjejer
rapi seperti orang tua mempelai nikahan, film yang diawali dengan pembunuhan
uda bikin makin penasaran. Dengan tokoh utama yang masih tetep diperankan oleh
Iko Uwais. Adegan action di film tersebut terlihat seru dan real, Iko
seolah-olah memang dilahirkan untuk kelahi lawan penjahat, cuman bedanya di film The Raid 2
ini dia potong gundul karena harus memerankan seorang napi.
|
Penampakan Iko Uwais Gundul Terlihat Lebih Keren |
Adegan bunuh dan baku hantam kepala semakin bikin kami
bertiga excited, dan heranya setelah ada adegan seperti itu, seluruh penonton
bioskup bertepuk tangan, ini yang tarung orang woy bukan ayam.
Klimaks dari filmpun tiba, ketika iko melawan si cecep
(lawan yang menggunakan senjata kerambit) bertarung, pertarungan ahir ini
semakin berdarah-darah dan gak ada habisnya, penonton cewek menutup mata
berkali-kali menggunakan tangan, sedangkan penoton cowok tetep cari kesempatan
sambil liat adegan sadis. sedangkan aku, Fahmi, dan Akbar saling pukul niruin adegan di film, mulai dari pukul-pukulan bo'ongan sampai ada yang ksikut beneran.
Film yang keren meninggalkan kesan yang keren juga, seluruh penonton di bioskop tepuk tangan kencang ketika film telah berahir, kami bertiga masih melongo, efek film The Raid2 mulai kerasa ketika turun dari tangga bioskop ke tempat parkir motor, kami bertiga saling tatap dan mulai pukul-pukulan gak jelas.
Film The Raid2 seolah mendoktrin dan merangsang otak kami untuk ngelakuin adegan gak jelas, ketika mau mandi ketemu Akbar tiba-tiba saling pukul dan niruin adegan The Raid2, ketemu Fahmi dikampus saling tatap dilanjut dengan niruin gaya Iko Uwais, diem-diem sendirian di lift kampus tiba-tiba niruin gaya Iko Uwais yang berasa kelahi lawan puluhan penjahat, dan semua berhenti dan pura-pura cool waktu ada orang lain yang mau naik lift.
sampai akhirnya efek film The Raid2 meracuni penampilan kami, Fahmi tiba-tiba ngajakin potong gundul biar mirip Iko Uwais, dan tanpa pikir panjang aku iyakan saja ajakan tuh anak...
|
Dan Jadilah Iko Uwais KW yg Sebenernya Lebih Mirip Upin Ipin |